Pengantar Ilmu Pertanian

Ilmu sangat luas. Semua bidang ilmu tidak mungkin dapat dipahami dengan pemahaman yang rinci dan mendalam selama hidup seseorang. Ilmu yang tersusun sistematis saat ini merupakan kumpulan serpihan pengetahuan yang ditemukan oleh para ilmuwan dengan menghabiskan waktu seumur hidup hanya untuk menemukan satu teori. Tentu tidak realistis ketika berandai untuk mempelajari semua hal dan berharap menghafal setiap rinciannya.

Oleh karena itu, hendaknya kita mencukupkan diri untuk menekuni satu bidang ilmu saja. Bukan karena dilarang, tetapi memang kenyatannya seperti itu. Ketika mencoba untuk mempelajari semua bidang ilmu, kita mungkin hanya sampai di kulitnya saja. Padahal untuk menyelesaikan permasalahan tidak cukup hanya mengetahui hal-hal mendasar dari suatu bidang, melainkan perlu kepakaran yang ditekuni bertahun-tahun.

Ketika kita memang sudah terlanjur masuk fakultas pertanian, maka jangan hanya belajar setengah-setengah. Sekalipun awalnya hanya terpaksa, cobalah untuk menjadi profesional dalam bidang pertanian. Ketahuilah bahwa setiap bidang ilmu itu berguna. Setiap bidang ilmu tidak boleh dipandang lebih rendah dari bidang yang lain. Karena manusia membutuhkan satu sama lain orang yang menekuni bidang tersebut.

Jika sudah sepakat untuk menjadi ahli di bidang pertanian, maka selanjutnya harus memahami bahwa ilmu pertanian itu sendiri sangat luas. Empat tahun perkuliahan untuk mempelajari ilmu pertanian yang terdahulu. Maksudnya, mengetahui pengetahuan tentang pertanian yang telah tersusun dan ditemukan para ilmuwan hingga saat ini.

Pada akhir pendidikan, mahasiswa perlu menyusun skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana. Skripsi merupakan pintu gerbang menuju penemuan, pengembangan, dan pengamalan ilmu pengetahuan. Menjadi sarjana harus sudah menghafal secara paripurna ilmu pertanian terdahulu.

Ilmu pertanian terdahulu sudah dijabarkan dalam kurikulum perkuliahan. Namun, sebelum memahami rincian tersebut penting sekali untuk memahami gambaran besar ilmu pertanian. Karena memahami garis besar terlebih dahulu menjadikan hubungan antar mata kuliah dapat dipahami dengan baik. Sehingga, kita mengetahui setiap alasan mempelajari mata kuliah tersebut. Hal itu akan menjadikan pemahaman kita komprehensif.

Secara garis besar, ilmu pertanian membahas jawaban atas tiga pertanyaan berikut

  1. Bagaimana cara menanam tanaman dengan baik?
  2. Bagaimana cara memperoleh keuntungan dari usaha tani?
  3. Bagaimana cara memberdayakan petani?

Pertama, perihal cara menanam tanaman dengan baik. Menanam tanaman dengan baik artinya memaksimalkan segala potensi tanaman dan ekosistem untuk menghasilkan tingkat produksi yang tinggi. Peningkatan produksi pertanian dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan umat manusia. Untuk menanam tanaman dengan baik diperlukan bekal pengetahuan cabang ilmu agronomi, ilmu tanah, hama penyakit tanaman, mikrobiologi pertanian, dan teknologi produksi pertanian

Kedua, tentang cara memperoleh keuntungan dari usaha tani. Dulu, pertanian hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Namun seiring berkembangnya peradaban manusia, pertanian dipandang sebagai usaha yang bernilai ekonomi. Sehingga, muncul cabang ilmu pertanian yang berlandaskan ilmu ekonomi yaitu ekonomi pertanian dan agribisnis.

Ketiga, berkaitan cara pemberdayaan petani. Pertanian tidak akan berjalan tanpa dikelola manusia. Manusia merupakan pemeran utama dalam kegiatan bercocok tanam. Sehingga mempelajari manusia merupakan hal yang penting. Sumber daya manusia yang kompeten akan berpengaruh dalam pengelolaan kegiatan pertanan. Karena itu, terdapat cabang ilmu penyuluhan dan komunikasi pertanian.

Ketiga hal tersebut hendaknya dipahami dalam menekuni bidang pertanian. Setiap cabang memiliki ranting dan setiap ranting memiliki tangkai yang banyak. Itulah perumpamaan luasnya ilmu pertanian. Perlu diingat juga bahwa pohon yang baik adalah yang berbuah. Sehingga hendaknya kita berusaha mengamalkan setiap ilmu yang telah diperoleh

Dasar Belajar Pertanian

Kita tahu bahwa salah satu ciri makhluk hidup yaitu membutuhkan makan. Tentu saja termasuk manusia. Manusia membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk melakukan berbagai aktivitas.

Pertanian berawal dari kebutuhan manusia untuk makan. Kosekuensinya, manusia harus mengumpulkan makanan. Dulu manusia mengandalkan berburu untuk mendapatkan makanan. Namun, bukanlah dikatakan makhluk hidup jika tidak berkembang biak.

Pertumbuhan populasi manusia semakin meningkat. Berburu bukan cara yang relevan lagi. Ketersediaan sumber pangan di alam bebas tidak mampu mencukupi kebutuhan banyak manusia. Dari sinilah, sejarah kebudayaan pertanian dimulai.

Pada awalnya pertanian merupakan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan makan. Sehingga, masalah utama pertanian terbatas mengenai cara peningkatan produksi pangan.

Akan tetapi, perubahan adalah keniscayaan. Sekarang masalah utama pertanian bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga pemenuhan kebutuhan industri dan memuaskan keinginan manusia. Belum lagi jika berhubungan dengan sektor lain.

Berkaitan dengan ekonomi, diantaranya pertanian menghadapi masalah fluktuasi harga komoditas dan kesejahteraan petani. Berkaitan dengan kesehatan, misalnya masalah residu pestisida dalam bahan pangan. Berkaitan dengan sosial masyarakat, tentang regenerasi petani dan rendahnya tingkat pendidikan petani. Serta masalah-masalah pertanian yang lain

Sehingga mempelajari bidang pertanian hendaknya mengetahui masalah-masalah tersebut agar dalam belajar memiliki dasar dan tujuan yang jelas. Kemudian tujuan tersebut menjadi pegangan diri kita dalam menekuni sektor pertanian.

Pengertian Pertanian

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati. Diantara sumber daya hayati yaitu tumbuhan, hewan, bakteri, jamur dan alga. Kegiatan pemanfaatan dapat berupa cocok tanam, pembesaran hewan ternak, budidaya ikan, kultur bakteri dan lain-lain.

Pertanian dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, dan mengelola lingkungan hidup.

Pertanian berkaitan erat dengan aspek ekonomi. Secara luas, pertanian tidak dipandang sebatas kegiatan produksi, melainkan mencakup juga kegiatan distribusi dan konsumsi dengan sumber daya hayati sebagai produk.

Kegiatan pertanian menghasilkan sistem sosial budaya dan cara hidup yang khas. Pada umumnya sistem tersebut terbentuk di pedesaan dengan mayoritas penduduknya sebagai petani.