Tanaman membutuhkan unsur hara untuk menyusun bagian-bagian tubuh tanaman. Sebagian besar hara diperoleh tanaman dari dalam tanah melalui akar. Sehingga, kesuburan tanah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Kesuburan tanah merupakan potensi tanah untuk dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup serta berada dalam bentuk yang dapat tersedia bagi tanaman (Pinatih dkk, 2015). Ketersediaan hara dalam tanah dapat berkurang karena proses pelindian, limpasan air permukaan, penguapan, dan terangkut oleh hasil panen. Untuk menyediakan unsur hara yang kurang atau tidak tersedia dalam tanah diperlukan pemupukan.
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015). Pupuk juga dapat didefinisikan sebagai bahan yang berfungsi memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Pupuk yang diproduksi dan beredar di pasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, kandungan unsur hara maupun kemasannya. Beragam pupuk dengan berbagai karakter masing-masing, sering membuat pemakai kebingungan untuk menggunakannya. Kesalahan pemupukan dapat menyebabkan kegagalan produksi.
Oleh karena itu, perlu mengenal berbagai macam pupuk agar dapat melakukan pemupukan secara tepat.
Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya. Berdasarkan asalnya, pupuk dibedakan menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk buatan
Pupuk Alam
Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Kebanyakan pupuk alam berupa senyawa organik. Sehingga, sebagian besar pupuk alam tergolong pupuk organik. Contoh pupuk alam adalah pupuk kompos dan pupuk organik cair
Pupuk Kompos
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah.
Salah satu pupuk kompos yang ada di pasaran yaitu pupuk kompos dari kotoran sapi yang diproduksi oleh Perusahaan Daerah (PD) Dharma Jaya, Jakarta Timur. Pupuk dikemas dengan kantung plastik berukuran 10 kilogram dan 20 kilogram. Terdapat informasi merek produk, alamat produsen, dan ilustrasi berwarna hijau dalam kemasan tersebut.
Pupuk kompos berbentuk granuler dan berwarna gelap. Kompos memperbaiki struktur tanah yang semula padat menjadi gembur sehingga mempermudah pengolahan tanah.
Pupuk kompos mengandung hara-hara mineral yang esensial bagi tanaman. Kompos merupakan sumber hara makro dan mikromineral secara lengkap meskipun dalam jumlah yang relatif kecil (N, P, K, Ca, Mg, Zn, Cu, B, Mo, dan Si). Ion logam yang bersifat meracun tanaman serta merugikan penyediaan hara pada tanah seperti Al, Fe, dan Mn dapat diperkecil dengan adanya khelat dengan bahan organik. Selain itu, kompos juga mengandung humus yang dapat meningkatkan nilai kapasitas tukar kation (KTK) tanah (Tan, 1991).
Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan hewan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan pupuk organik cair adalah unsur hara yang terdapat di dalamnya lebih mudah diserap tanaman (Murbandono, 1990).
Diantara pupuk organik cair yang tersedia di pasar adalah pupuk organik cair merek GDM yang diproduksi CV. Graha Sirtu, Blitar. Pupuk dikemas dalam jerigen berukuran 1 liter, 2 liter, dan 5 liter. Di kemasan bagian depan terdapat informasi merek produk, alamat produsen, varian, spesifikasi produk dan ilustrasi. Sedangkan, di bagian belakang kemasan terdapat petunjuk penggunaan dan bahan. POC merek GDM memiliki tiga varian produk yaitu spesialis tanaman pangan sayur, spesialis buah, dan spesialis perkebunan.
Pupuk organik cair mudah larut dalam air dan berwarna gelap kecoklatan. Pupuk tersebut mengandung hara nitrogen sebesar 1060 mg/l, fosfor 50 mg/l, kalium 1300 mg/l, natrium 285 mg/l, kalsium 32,6 mg/l, magnesium 1,89 mg/l, besi 2,26 mg/l, tembaga 0,25 mg/l, seng 0,65 mg/l, dan mangan sejumlah 0,10 mg/l. Selain hara makro, pupuk juga mengandung hara mikro boron 67,2 ppm, kobalt 2,5 ppm, dan molibdenum 20,25 ppm.
Pupuk Buatan
Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan kimia. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Pupuk tunggal adalah yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya Urea, TSP, KCl, dan Borat
Pupuk Urea
Pupuk urea merupakan jenis pupuk yang mengandung kadar nitrogen (N) sebesar 46 persen. Urea memiliki kadar air maksimal sebesar 0,5 persen dan kadar biuret 1 persen. Urea bersifat higroskopis dan mudah terlarut dalam air, bentuknya kristal atau prill berwarna putih (pupuk non subsidi) dan berwarna merah muda (pupuk bersubsidi).
Pupuk urea diproduksi oleh PT Pupuk Indonesia Group. Pupuk dikemas dengan kantung plastik putih berukuran 50 kilogram. Terdapat informasi merek produk, alamat produsen, logo, spesifikasi produk, mutu pupuk dan informasi tambahan lainnya dalam kemasan.
Pupuk TSP
Pupuk TSP (Triple Super Phospat) merupakan salah satu pupuk sumber hara fosfor yang digunakan luas oleh masyarakat. Pupuk TSP memiliki kandungan P2O5 sebesar 44-46 persen. Bentuknya granular atau butiran dengan warna abu-abu yang bebas dari debu dan mudah disebarkan. Pupuk bersifat mudah larut dalam air sehingga dapat segera tersedia untuk diserap tanaman. Selain itu, pupuk TSP tidak higroskopis sehingga dapat disimpan cukup lama.
Salah satu merek pupuk TSP yang ada di pasaran yaitu MerokeTSP. Pupuk MerokeTSP diimpor dari China oleh PT Meroke Tetap Jaya, Medan. Pupuk tersebut dapat dikenali dengan merek produk, logo, mutu pupuk, alamat pengimpor, dan spesifikasi produk yang terdapat dalam kemasan karung plastik putih berukuran 50 kg.
Pupuk KCl
Pupuk KCl (Kalium Klorida) mengandung kadar kalium (K2O) sebesar 60 persen. Pupuk KCl memiliki warna merah atau putih dengan tekstur menyerupai kristal dan mudah larut dalam air.
Satu diantara produsen pupuk KCl adalah PT Petrokimia Gresik. Pupuk KCl tersedia dalam kemasan karung plastik 50 kg. Dalam kemasan pupuk terdapat merek produk, logo, alamat produsen, masa edar, mutu produk, dan berat bersih. Kemasan berwarna putih dengan garis warna kuning, hijau, dan hitam di samping kiri kanan produk.
Pupuk Borat
Borat merupakan mikro nutrien yang esensial bagi tanaman. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit di aplikasi pemupukan. Borat membantu pembelahan sel tanaman. Pupuk Borat memiliki kandungan B2O3 45 persen. Bentuknya menyerupai kristal dan memiliki warna putih. Pupuk borat termasuk jenis pupuk yang peredarannya terbatas dan diawasi pemerintah
Pupuk borat diproduksi oleh PT Wilmar Chemical Indonesia, Jakarta dengan merk dagang Mahkota Fertilizer Borat. Pupuk tersebut dapat dikenali dengan kemasan berupa karung plastik berukuran 25 kg dan berwarna merah di bagian bawah. Dalam kemasan tersebut terdapat merek produk, mutu pupuk, informasi bentuk dan warna pupuk, alamat produsen, dan berat bersih.
Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih hara tanaman. Misalnya pupuk ZA, ZK, SP-36, Phonska, DAP, Dolomit, dan Kieserite.
Pupuk ZA
Nama ZA ialah singkatan dari istilah bahasa Belanda, Zwavelzure Ammoniak. Pupuk ZA mengandung amonium sulfat yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman.
Pupuk Za memiliki kandungan unsur hara nitrogen sebesar 21 persen dan belerang sebanyak 24 persen. Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan berwarna putih (non subsidi) atau oranye (bersubsidi). Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah.
Salah satu produsen pupuk ZA adalah PT Petrokimia Gresik. Pupuk ini dikemas menggunakan karung plastik ukuran 50 kg. Dalam kemasan terdapat informasi merek produk, logo, alamat produsen, berat bersih, mutu pupuk, dan corak berwarna kuning.
Pupuk ZK
Pupuk ZK (Zwavelzure Kalium) merupakan pupuk yang mengandung unsur hara kalium dan belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kandungan kalium pupuk ZK sebesar 50 persen, sedangkan belerang sebanyak 17 persen. Pupuk ZK memiliki bentuk seperti serbuk, berwarna putih, dan bersifat larut dalam air.
Salah satu pupuk ZK yang berada di pasar diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik. Pupuk dikemas dalam karung plastik berukuran 50 kg, berwarna putih dan memiliki corak berwarna oranye. Dalam kemasan tersebut, terdapat informasi mengenai merek pupuk, logo, alamat produsen, mutu pupuk, berat bersih, dan informasi tambahan lainnya.
Pupuk SP-36
Pupuk SP-36 adalah pupuk yang memiliki kandungan hara fosfat dan belerang. Kandungan hara fosfat pupuk ini sebesar 36 persen dan sulfur 5 persen. Pupuk SP-36 mengandung kadar air maksimal 5 persen dan mengandung kadar asam bebas hingga 6 persen. Bentuknya butiran, berwarna abu-abu, tidak bersifat higroskopis, serta dapat larut dalam kandungan asam sitrat dengan kadar minimum 34 persen, dan juga larut di dalam air minimum 30 persen. Pupuk SP-36 mudah larut dalam air.
Pupuk SP-36 diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik. Pupuk ini dapat dikenali dengan corak berwarna abu-abu yang ada di bagian kemasan. Selain itu, terdapat informasi mengenai merek pupuk, mutu pupuk, logo, berat bersih, alamat produsen, dan informasi tambahan lainnya dalam kemasan pupuk.
Pupuk Phonska
Pupuk Phonska merupakan pupuk majemuk lengkap. Pupuk Phonska memiliki kandungan nitrogen sebesar 15 persen, fosfat 15 persen, kalium sebanyak 15 persen, dan belerang sebesar 10 persen. Pupuk Phonska memiliki bentuk granul, larut dalam air, dan berwarna merah muda.
Pupuk Phonska diproduksi oleh PT Pupuk Indonesia Group, Gresik. Pupuk dikemas dalam karung plastik ukuran 50 kg dengan corak berwarna biru. Selain itu, dalam kemasan tersebut terdapat informasi merek produk, logo, mutu pupuk, dan alamat produsen.
Pupuk DAP
Pupuk DAP (Diamonium Fosfat) memiliki kandungan hara nitrogen minimal 18 persen, dan kadar fosfat minimal 46 persen. Pupuk ini memiliki kadar air maksimal 1 persen. Bentuknya butiran, berwarna hitam atau abu-abu.
Pupuk DAP diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik. Pupuk dikemas dalam kemasan kantong ukuran 50 kilogram. Dalam kemasan tersebut, terdapat merek produk, mutu pupuk, logo, berat bersih, dan corak berwarna hitam kuning.
Pupuk Dolomit
Pupuk Dolomit merupakan pupuk yang mengandung magnesium (MgO) yang berbahan dasar batuan dolomit. Pupuk Dolomit memiliki kandungan MgO sebesar 20 persen dan CaO sebanyak 30 persen. Pupuk Dolomit berbentuk serbuk, berwarna putih, memiliki berat jenis sebesar 1,25 serta dapat larut dalam asam sitrat. Pupuk Dolomit meningkatkan pH tanah sehingga memacu aktivitas mikroba.
Pupuk Dolomit yang diproduksi PT Anugerah Dolomit Lestari, Palembang dikemas dalam karung plastik 50 kg. Dalam kemasan pupuk ini terdapat informasi merek produk, logo, alamat produsen, berat bersih, mutu pupuk, dan masa edar.
Pupuk Kieserite
Kieserite atau memiliki nama lain Magnesium Sulfat, merupakan salah satu sumber yang baik untuk unsur hara magnesium dan belerang. Pupuk Kieserite termasuk pupuk yang terurai dan bereaksi dengan cepat dan merupakan pilihan yang tepat ketika unsur hara magnesium dibutuhkan segera. Pupuk ini mengandung MgO sebesar 27 persen dan belerang 23 persen. Wujud pupuk Kieserite yaitu bubuk dan granular dan berwarna abu-abu
Pupuk Kieserite diproduksi oleh PT Sentana Adidaya Pratama dengan merek dagang Mahkota. Pupuk dikemas menggunakan karung plastik berukuran 50 kg. Produk dapat dikenali dengan corak warna hijau di bagian bawah kemasan. Selain itu, terdapat juga informasi mengenai merek produk, logo, mutu pupuk, alamat produsen, dan informasi tambahan lainnya.
Berdasarkan cara penggunaannya, selain pupuk akar yang diberikan ke dalam tanah di sekitar akar ada juga pupuk daun yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan di permukaan daun. Contoh pupuk daun yaitu Gandasil D.
Pupuk Gandasil D
Pupuk Gandasil D merupakan pupuk NPK majemuk dan sebagai pupuk daun foliar. Kandungan komposisi unsur hara pupuk Gandasil D yaitu nitrogen sebesar 20 persen, fosfor 15 persen, kalium sebanyak 15 persen, dan magnesium 1 persen. Selain itu, dilengkapi juga hara mikro seperti Mn, Cu, B, Co, dan Zn dan vitamin untuk tanaman.
Pupuk Gandasil D diproduksi oleh PT Kalatham, Bekasi. Pupuk Gandasil dikemas dengan plastik hijau berukuran 500 gram. Dalam kemasan tersebut terdapat informasi merek produk, logo, spesifikasi produk, bahan, dan petunjuk penggunaan.
Pupuk Hayati
Efisiensi pemupukan dapat ditingkatkan dengan menggunakan fiksasi N2, pelarut hara P dan K, dan pemacu pertumbuhan tanaman. Penggunaan mikroba penyubur tanah dapat menyediakan hara bagi tanaman dan metabolit pengatur tumbuh tanaman, serta melindungi akar dari gangguan hama dan penyakit.
Teknologi pupuk hayati merupakan penggunaan probuk biologi aktif yang terdiri dari mikroba penyubur tanah untuk meningkatkan efisien pemupukan, kesuburan dan kesehatan tanah. Salah satu contoh pupuk hayati adalah EM4
Pupuk EM4
Effective Microorganism 4 atau yang lebih dikenal dengan EM4 adalah cairan yang berisi campuran dari beberapa mikroorganisme hidup yang bermanfaat dan berguna bagi proses penguraian dan persediaan unsur hara tanah.
Bentuk EM4 adalah berupa cairan yang berwarna kecokelatan dan beraroma segar. EM4 sendiri mengandung bakteri fermentasi, mulai dari genus Lactobacillus, jamur fermentasi, bakteri fotosintetik Actinomycetes, bakteri pelarut fosfat, dan juga ragi.
EM4 diproduksi oleh PT Songgolangit Persada. EM4 dikemas dengan botol berwarna kuning berukuran 1 liter. Terdapat informasi merek produk, logo, bahan, petunjuk penggunaan dan alamat produsen dalam kemasan tersebut.
Daftar Pustaka
Balai Penelitian Tanah Kementerian Pertanian. 2018. Pengertian Pupuk. http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-topmenu-58/1059-
Murbandono. 1990. Membuat Kompos. Jakarta : Penebar Swadaya
Pinatih, I. D. A. S. P., Kusmiyarti, T. B., & Susila, K. D. 2015. Evaluasi status kesuburan tanah pada lahan pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan. Jurnal Agroekoteknologi Tropika (Journal of Tropical Agroecotechnology).
Tan, K. H. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. UGM Press. Yogyakarta